Sunday, May 15, 2011

[4] Kenapa Harus men-Deadline Diri?

Tmen2, agan2,  pasti pernah mengalami kondisi dimana ketika mngerjakan sesuatu, entah tugas sekolah, kuliah, kerjaan, atau tugas organisasi bawaannya buru-buru,kayak dikejar setan. Alhasil, qt gak bisa dapet output yang maksimal. Seringnya sih qt masih membela diri dengan mengatakan "akhirnya selesai juga tugas ini, gak pa pa lah mau dapet nilai berapa juga, gimana hasilnya nanti terserah yang penting udah kelar". Mungkin ada sebagian orang yang merasa bahwa idenya baru bisa muncul ketika udah mepet deadline..kata orang sih the power of kepepet #haha...kayaknya aku termasuk dalam kumpulan orang2 ini deh#. 

Mungkin mulai dari sekarang perlu ditinjau lagi, ngerasa enak kah kita kalo harus dikejar2 deadline kyk gitu? Apakah yang kita lakukan itu (ngerjain tgs mepet2 DL) memang karena saking banyaknya tugas, atau karena kitanya yang males/ suka nunda2?
OK,,,aku punya sebuah kisah yang kuambil dari buku "Deadline Your Life" nya pak Sholihin. 

Umar bin Abdul Aziz adalah khalifah penerus dinasti yg dibangun oleh shahabi Mu’awiyah bin Abu Sofyan.  Sebelum menjadi khalifah, Umar bin Abdul Aziz pernah menjabat Gubernur Madinah. Beliau mempunyai beberapa orang anak, diantaranya Abdul Malik Ibnu Umar. Dia masih muda, tetapi ketaqwaan dan kezuhudannya senantiasa menghiasi lembaran hidupnya.
Suatu saat ketika Umar sampai di rumah sepulang mengurusi pemakaman jenazah Sulaiman Ibnu Abdul Malik, datanglah Abdul Malik menghampirinya. Ia bertanya, “Wahai Amirul Mukminin, gerangan apakah yang mendorong anda membaringkan diri di siang bolong ini?”. Umar bin Abdul Aziz tersentak kaget tatkala sang putra memanggilnya dengan sebutan Amirul Mukminin, bukan dengan panggilan ayah sebagaimana biasanya. Ini mengisyaratkan bahwa puteranya ingin mempertanyakan tanggung jawab ayahnya sebagai pemimpin negara, bukan sebagai kepala keluarga.
“Aku letih dan butuh istirahat!”, jawab sang ayah.
“Pantaskah anda beristirahat padahal banyak rakyat yang tertindas?”, kata sang anak dengan bijak.
“Wahai anakku, semalaman suntuk aku menjaga pamanmu. Nanti setelah shalat dzuhur aku akan mengembalikan hak-hak orang yang teraniaya”.
“Wahai Amirul Mukminin”, Abdul Malik berkata, ” Siapakah yang menjamin Anda hidup sampai dzuhur, jika Allah menaqdirkanmu mati sekarang?
mendengar ucapan anaknya, Umar semakin terperangah. Beliau memerintahkan anaknya mendekat, maka diciumlah anak itu sembari berkata, “Segala puji bagi Allah yang telah mengaruniakan kepadaku anak yang telah membuatku menegakkan agama”.
Selanjutnya beliau perintahkan juru bicaranya untuk mengumumkan kepada seluruh rakyat, “Barangsiapa yang merasa terzhalimi, hendaknya mengadukan nasibnya kepada khalifah!”.

Yup, begitulah. Jadi, men-deadline diri  itu penting..kenapa?
  • Deadline diri akan memberi arti lebih, sebab ini akan menyadarkan hakikat iman, yang diyakini dalam hati, diucapkan dengan lisan, dan dan dibuktikan dengan amal perbuatan, sehingga tidak ada keraguan dalam melangkah, yakin akan pertolongan Allah.
  • Deadline diri akan mengendalikan hati yang punya karakter fluktuatif, gampang berbolak-balik, mudah ragu.
  • Deadline diri berarti segera membuktikan iman agar tetap bertahan dalam berbagi keadaan, merasa diawasi Allah, dan selalu tergugah dalam nuansa ibadah.
  • Deadline diri adalah tradisi sahabat Nabi, saling mengajak introspeksi, menyadari iman yang kadang naik kadang turun.
    So….DEADLINE YOUR LIFE! Hamasaaah^^

No comments:

Post a Comment