Thursday, June 30, 2011

[19] Analisis Faktor_Mari Bicara Statistik

Kayaknya postingan selama ini belum pernah bahas tentang statistik ya... Hmm...OK lah, kali ini mari bicara statistik. Topiknya tentang multivariate statistik, yaitu analisis faktor.
Analisis faktor adalah salah satu metode statistik multivariat yang mencoba menerangkan hubungan antar sejumlah peubah-peubah yang saling independen antara satu dengan yang lain sehingga bisa dibuat satu atau lebih kumpulan peubah yang lebih sedikit dari jumlah peubah awal. Analisis faktor juga digunakan untuk mengetahui faktor-faktor dominan dalam menjelaskan suatu masalah.

Adapun tujuan dari analisis faktor antara lain:

1. Data summarization, yakni mengindentifikasikan adanya hubungan antar peubah dengan melakukan uji  korelasi. Jika korelasi dilakukan antar peubah (dalam pengertian SPPS adalah ‘kolom’), analisis tersebut dinamakan R Faktor Analysis.

2. Data reduction, yakni setelah melakukan korelasi, dilakukan proses membuat sebuah peubah set baru yang dinamakan faktor untuk menggantikan sejumlah peubah tertentu.
_continue

[18] Kisah Penjual Gorengan yang Berhaji karena Bersedekah

Ini adalah kisah seorang penjual gorengan. Di daerah Cipete Jakarta Selatan, di sebuah sekolah dasar disana, seorang pria penjual gorengan bernama Udin (bukan nama asli) berjualan. Lonceng turun main, kira-kira akan berbunyi sepuluh menit lagi. Ia tengah memotong beberapa singkong untuk digoreng. Singkong seperti kita tahu, berbentuk tabung dan berkerucut pada ujungnya. Biasanya sebuah singkong akan dipotong lima bagian. Empat bagian digoreng untuk dijual, sementara bagian ujung atau pentilnya disisihkan untuk dibuang. Hari itu, Udin menggoreng kira-kira lima buah singkong, dan pentil singkong yang tersisa pun berjumlah lima.
Lonceng istirahat berbunyi,para siswa pun berhamburan ke luar kelas untuk jajan dan istirahat. Seorang anak kurus sambil mengigit jari berdiri di ujung gerobak Udin. Anakini tidak mmbeli gorengan seperti siswa lainnya, juga tidak berbicara sepatahpun. Naluri Udin berkata bahwa anak ini tidak punya uang untuk jajan. Hati kecil menyuruhnya agar lima pentil singkong yang ada diberikan saja kepada anak itu. Maka diambillah beberapa pentil itu. Ia masukkan ke dalam adonan tepung, kemudian digorenglah. Setelah matang, Udin menaruhnya di atas kertas lalu disodorkannya kepada anak itu. Si anak senang bukan main. Senyumnya mengembang. Udin turut bahagia melihatnya.Belakangan, Udin tahu bahwa anak tersebut adalah seorang yatim yang baru saja kehilangan Bapak.
Kejadian pagi itu terus berulang. Udin memberikan beberapa pentil singkongnya kepada anak yatim itu. Hari demi hari, bulan demi bulan, tahun demi tahun hingga anakitu lulus dari Sekolah Dasar. Udin tidak merasa berat, sebab apa yang ia berikan kepada anak yatim itu tiada lain adalah barang yang tiada berharga bagi siapapun. Dalam pengalamannya berjualan, tidak ada seorang pun yang mencari pentil singkong untuk dibeli. Bahkan bila dijual sekalipun dalam jumlah banyak, pastilah tidak akan laku. Udin tidak keberatan memberikan pentil singkongnya kepada anak itu.Bahkan untuk setiap hari.
Lebih dari 30 tahun berselang setelah anak yatim itu lulus. Saat itu, Udin masih mengerjakan rutinitasnya setiap hari yaitu berjualan gorengan di sekolah dasar yang sama. Maka berhentilah sebuah mobil mewah nan mengkilap tepat di depan gerobak Udin. Seorang pemuda tampan turun darimobil.Ia mengenakan setelan dan dasi yang bermerk. Rambutnya di sisir rapi dan mengkilat ditimpa sinar matahari.
Melihat calon pembeli denga mobil bagus, Udin sigap membuka pembicaraan, “Mau beli gorengan Den?!” Pemuda itu tersenyum dan berkata, “Masa Bapak lupa sama saya?” Pertanyaan itu membuat Udin berpikir singkat, namun ia tidak menemukan jawabannya. Udin lalu bertanya polos, “Memangnya Aden ini siapa ya?” Masih tersenyum, pemuda itu mengatakan, “Saya ini adalah anak pentil singkong, Kang!” Mendengar itu, Udin berucaptasbih. Rasa gembira terbit dihatinya melihat kesuksesan anak ini. Anak pentil singkong yang dulu kerap berdiri di pinggir gerobaknya. “Masya Allah…. sudah sukses sekarang ya Den?” Udin bertanya sekali lagi. “Alhamdulillah Pak!” jawab si pemuda itu.
Udin lalu menggamit lengan si pemuda, diajaknya masuk ke balik gerobaknya. Udin menyorongkan sebuah kursi kecil untuk duduk. Maka duduklah pemuda itu, sementara Udin meneruskan pekerjaannya menggoreng singkong, tempe dan lain-lain. Sambil Udin bekerja, pembicaraan mengenai kenangan lama terulang kembali. Keduanya merajut rasa syukur kepada Allah SWT yang telah melimpahkan anugerah tiada terkira. Pembicaraan tersebut terus berlanjut hingga berujung pada sebuah kalimat yang diucapkan sang pemuda.
“Bapak… saya ke sini mau berterimah kasih!” kata si pemuda. “Atas apa, Den?!” jawab Udin. “Berterima kasih atas kebaikan Bapak kepada saya. Dulu kalau tidak dikasih pentil singkong sama Bapak, saya gak bakal bisa belajar dengan tenang. Kalau belajar gak tenang, saya gak bakal pintar. Kalau gak pintar, saya gak bakal bisa lulus sekolah dan sukses seperti sekarang… saya ke sini mau berterima kasih ke Bapak!” kalimat yang baru diucapkan oleh pemuda itu begitu tersusun dan membanggakan hati Udin. Namun Udin masih berkelit sambil berujar, “Den…sudah gak usah dipikirkan. Apa yang saya kasih ke Aden berupa pentil singkong itu kan gak berharga! Ngapain pakai terima kasih segala. Lagian, kalo saya jual gak bakal ada yang mau…!” Udin mencoba merendah dan menolak pamrih.
Pemuda masih mengejar dengan satu pertanyaan lagi, dan ini membuat Udin menjadi bergidik.”Bapak…, saya dan istri berniat haji tahun ini. Saya ingin Pak Udin dan istri mau menemani kami. Mau kan Pak?” Gemuruh rasa terjadi di dada Udin. Tidak pernah terbayangkan baginya akan ada seorang hamba Allah yang mengajaknya untuk menunaikan rukun Islam kelima. Udin pun mengiyakan, dan pemuda itu pun pergi meninggalkan Udin.
Udin dan istrinya berangkat haji. Seluruh biaya dan uang jajan keduanya ditanggung oleh si pemuda. Barangkali kalau dihitung lebih dari 60 juta yang dibayarkan olehnya. Udin dan istri lalu berangkat ke Baitullah, menunaikan semua ritual dan berkewajiban dalamibadah haji. Hingga ia dan istri kembali ke tanah air lagi dengan selamat. Sesampainya di tanah air, banyak kerabat, saudara dan tetangga datang bersilaturrahmi. Udin membagikan oleh-oleh berupaair zamzam, kurma dan banyak lagi. Banyak orang senang menerima oleh-oleh tersebut. Merekapun banyak menanyakan pengalaman Udin dan istri selama berhaji.
Udin menjawab semua pertanyaan orang yang datang sebisanya. Hingga saat ada seseorang yang bertanya tentang bagaimana caranya Udin dapat berhaji bersama istri padahal usahanya hanya sekedar menjual gorengan. Rupanya…banyak yang belum tahu dengan cara apa Udin berangkat haji. Dan memang, ia merahasikan hal itu selama ini. Udin pun menjawab seadanya, “Dulu…, saya sedekah pentil singkong kepada seorang anakyatim, eh gak tahunya dengan sedekah itu saya dan istri berangkat haji. Kalo tahu begini, coba dulu saya sedekah singkong beneran sama tuh anak….!” Udin mencoba berkelakar dengan jawabannya, dan hal itu membuat hadirin tertawa terbahak mendengarnya. Dalam hati, Udin bersyukur kepada Allah SWT yang sungguh menepati janji kepada dirinya. SUngguh Allah SWT Maha Kuasa untuk membalas amal seseorang hamba, bahkan hingga 700 kali lipat atau bahkan lebih dari itu.

Taken from http://zasmiarel.wordpress.com/2009/10/15/kisah-penjual-gorengan-yang-berhaji-karena-bersedekah/

Wednesday, June 29, 2011

[17] Konser Nasyid Peduli Palestine

Rencana tak terduga untuk hari ini. Sebelumnya tidak ada niat buat ikut temen ke konser amal Palestine yang di gelar di Hall Basket Senayan. Cuma, semalam waktu liat status temenku yang kayaknya pengeeen banget dan gak mau rencananya nonton konser gagal untuk kedua kalinya, jadi gak tega membiarkannya kecewa [haiahh:D] akhirnya aku bersedia nemenin dia (sebelumnya aku bilang gak bisa karena rencananya mau nyekripsweet). Dan ternyata gak cuma kami berdua, ada lagi dua orang yang akhirnya juga ikut. Tapi setelah dipikir-pikir, kapan lagi ikut acara kayak gini. Itung2 refreshing dari skripsi dah.

Jam set 8 kami kumpul di halte busway. Berbekal sedikit pengetahuan dan banyak keberanian (buat nanya, hehe) kami berangkat. Waktu transit kebetulan kami ketemu dgn seorang akhwat, mbak2, yang setelah crita ini itu ternyata bliau tmennya kakak tingkatku yang lumayan dekat (satu visi misi di Rohis:)). Mbaknya ini juga tujuannya ke konser amal, cm dia sendirian, yaudah akhirnya gabung ma kami, sebelum ketemu ma temen-temennya di sana. Setelah perjalanan beberapa waktu kami turun di halte Senayan-JCC. Masuk lewat JCC, nanya ke pak satpam, eeeh dibilangnya gak bisa lewat situ. Kami sok tau aja,ya...sekalian jalan sehat lah, hehe. Jalan lagi, nanya lagi, plus investigasi (ngikutin orang yg keliatannya juga mau nonton konser:D), akhirnya nyampe juga di TKP.















Nah, sesi 1, munsyid pembuka acara konser amal ini adalah La Tahzan Ansamble. Lumayan sih,,mereka bawaen lagunya Maher Zain. Selaen LTA(maaf, disingkat sendiri, hehe) ada juga Ruhul Jadid, Fatih, Shouhar, Punk Muslim (persembahan dari anak punk jalanan, subhanalloh), penampilan pembacaan puisi tentang Palestine, dan ditutup dengan penampilan Justice Voice. Sayang sound systemnya kurang bagus, jadi suaranya kurang bening. Tapi aku gak nyesel ikut acara ini. Hmmm...

Justice Voice







Shouhar in Action



Tuesday, June 28, 2011

[16] Nilai-nilai Harokah dalam Peristiwa Isra' Mi'raj

سُبْحَانَ الَّذِي أَسْرَى بِعَبْدِهِ لَيْلاً مِّنَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ إِلَى الْمَسْجِدِ الأَقْصَى الَّذِي بَارَكْنَا حَوْلَهُ لِنُرِيَهُ مِنْ آيَاتِنَا إِنَّهُ هُوَ السَّمِيعُ البَصِيرُ
17.1. Maha Suci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Al Masjidil Haram ke Al Masjidil Aqsha yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia adalah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.


Peristiwa Isra’ Mi’raj adalah sebuah peristiwa  Maha dahsyat yang terjadi  pada tanggal 27 Rajab  tahun ke 12 dari kenabian . dimana Alloh SWT mengawali firman Nya dalam surat Al-Isra’ ayat 1 dengan kalimat Subhana ( Maha Suci Alloh ) untuk menggambarkan betapa Agung dan Sucinya peristiwa ini, didalamnya banyak terkandung hikmah dan pelajaran yang sangat berharga bagi Rasululloh sendiri ,sahabat,hingga kita ummatnya yang hidup dizaman  kini .Peristiwa ini lebih tepatnya tejadi kira-kira 8 bulan sebelum Hijrahnya Rasululloh Saw dari Mekkah ke Madinah Sehingga para Mufassirin berpendapat bahwa ada Korelasi yang kuat antara peristiwa Isra’mi’raj dengan Peristiwa hijrah. Ada Nilai-Nilai Harokah (Pergerakan Dakwah) yang terkandung didalamnya.

Ada dua fase yang pertama Fase yang harus kita cermati jika kita ingin mengambil makna harokiyah dari peristiwa mi’raj,Fase yang pertama adalah sebelum Isra Mi’raj ,yang kedua adalah fase disaat rasululloh di Isra’mi’rajkan.

Fase sebelum isra Mi’raj

1. AlFitnatu  Alaa thoriiqid dakwah ( Fitnah dijalan dakwah )

Fitnah  dan  gangguan yang dialami Disepanjang perjalanan dakwah Rasululloh sebelum isra’ mi’raj merupakan salah satu penyebab Semakin terasa beratnya Amanah dakwah yang dipikul oleh Rasululloh dan para sahabatnya dikala itu.terlebih lagi peristiwa boikot yang dilakukan orang kaum Quraisy kepada seluruh keluarga Bani Hasyim. Kaum Quraisy tahu bahwa sumber kekuatan Nabi Saw adalah keluarganya. Oleh karena itu untuk menghentikan dakwah Nabi Saw. sekaligus menyakitinya, mereka sepakat untuk tidak mengadakan perkawinan, transaksi jual beli dan berbicara dengan keluarga bani Hasyim. Mereka juga bersepakat untuk tidak menjenguk yang sakit dan mengantar yang meninggal dunia dari keluarga Bani Hasyim. Boikot ini berlangsung kurang lebih selama tiga tahun. Tentunya boikot selama itu telah mendatangkan penderitaan dan kesengsaraan khususnya kepada Nabi Saw. dan umumnya kepada keluarga Bani Hasyim. hal ini menyiratkan makna bagi kita bahwa : Ujian-ujian berat akan selalu mengiringi perjuangan para penggiat dakwah(Muharik dakwah) dimanapun dan sampai kapanpun.
Firman Alloh dalam surat Al-Anfal ayat 30

وَإِذْ يَمْكُرُ بِكَ الَّذِينَ كَفَرُواْ لِيُثْبِتُوكَ أَوْ يَقْتُلُوكَ أَوْ يُخْرِجُوكَ وَيَمْكُرُونَ وَيَمْكُرُ اللّهُ وَاللّهُ خَيْرُ الْمَاكِرِينَ

8.30. Dan (ingatlah), ketika orang-orang kafir (Quraisy) memikirkan daya upaya terhadapmu untuk menangkap dan memenjarakanmu atau membunuhmu, atau mengusirmu. Mereka memikirkan tipu daya dan Allah menggagalkan tipu daya itu. Dan Allah sebaik-baik Pembalas tipu daya.


2. Ahamiyah Ta’yiidu da,wah (Urgensi Dukungan Terhadap Dakwah)

Peristiwa wafatnya paman beliau, Abu Thalib. Peristiwa ini menjadi sangat penting dalam perjalanan dakwah Nabi Saw. sebab Abu Thalib adalah salah satu paman beliau yang senantiasa mendukung dakwahnya dan melindungi dirinya dari kejahilan kaum Quraisy. Dukungan dan perlindungan Abu Thalib itu tergambar dari janjinya," Demi Allah mereka tidak akan bisa mengusikmu, kecuali kalau aku telah dikuburkan ke dalam tanah." Janji Abu Thalib ini benar. Ketika ia masih hidup tidak banyak orang yang berani mengusik Nabi Muhammad Saw, namun setelah ia wafat kaum Quraisy menjadi leluasa untuk menyakitinya .

Peristiwa wafatnya istri beliau, Siti Khadijah r.a. Peristiwa ini terjadi tiga hari setelah pamannya wafat. Siti Khadijah bagi Nabi Saw. bukan hanya seorang istri yang paling dicintai, tapi juga sebagai sahabat yang senantiasa mendukung perjuangannya baik material maupun spiritual, yang senantiasa bersama baik dalam keadaan suka maupun duka. Oleh karena itu, wafatnya Siti Khadijah menjadi pukulan besar bagi perjuangan Nabi Saw. Namun Alloh menghibur Rasululloh dengan Firmannya di surat al-anfal ayat 64

يَا أَيُّهَا النَّبِيُّ حَسْبُكَ اللّهُ وَمَنِ اتَّبَعَكَ مِنَ الْمُؤْمِنِينَ 
8.64. Hai Nabi, cukuplah Allah (menjadi Pelindung) bagimu dan bagi orang-orang mu'min yang mengikutimu.

Dari dua peristiwa yang disebut sebagai peristiwa  Amul hujn (tahun Duka Cita)  tergambarkanlah bahwa betapa pentingnya dukungan keluarga terhadap dakwah .namun dukungan utama kita adalah Alloh SWT (Ta’yidulloh) dan dukungan orang-orang yang beriman(Ta’yidul Mu’minin).

Fase Isra’ dan Mi’raj

3.Al-masjidu Markazul Harakah (Masjid sebagai pusat pergerakan)

Sebelum Rasulullah mi’raj ke sidratil muntaha bersama malaikat jibril mengendarai buraq.beliau SAW mengawali perjalanannya (isra’) dari Masjidil haram ke masjidil Aqso (minal masjid ilal masjid) bahkan nabi sempat mengimami sholat bersama para nabi dimasjid al-aqso (palestina) sabdanya :

Dari Abu Hurairah, ia telah berkata: Telah bersabda Rasulullah SAW : "..... Dan sungguh telah diperlihatkan kepadaku jama'ah para nabi. Adapun Musa, dia sedang berdiri shalat. Dia lelaki tinggi kekar seakan-akan dia termasuk suku Sanu'ah. Dan ada pula 'Isa bin Maryam alaihi`ssalam sedang berdiri shalat. Manusia yang paling mirip dengannya adalah 'Urwah bin Mas'ud ats-Tsaqafi. Ada pula Ibrahim 'alaihi`ssalam sedang berdiri shalat. Orang yang paling mirip dengannya adalah sahabat kalian ini, yakni beliau sendiri. Kemudian diserukanlah shalat. Lantas aku mengimami mereka. Seusai shalat, ada yang berkata (Jibril): "Wahai Muhammad, ini adalah Malik, penjaga neraka. Berilah salam kepadanya!" Akupun menoleh kepadanya, namun dia mendahuluiku memberi salam.(H.R.Muslim)

Jika ummat islam ingin kembali kepada kejayaannya maka kembalilah kemasjid ( back To mosque), jadikan mesjid sebagai pusat perjuangan

4. Ats-tsiqoh bil qiyadah (Percaya kepada Pemimpin dakwah)

Saat Nabi SAW diisrakan ke Masjid al-Aqsha, subuhnya orang-orang membicarakan hal itu. Maka sebagian orang murtad dari yang awalnya beriman dan membenarkan beliau. Mereka memberitahukan hal itu kepada Abu Bakar radhiya`llahu anhu. Mereka bertanya: "Apa pendapatmu tentang sahabatmu yang mengaku bahwasanya dia diisrakan malam tadi ke Baitul Maqdis?" Dia (Abu Bakar) menjawab: "Apakah ia berkata demikian?" Mereka berkata: Ya. Dia menjawab: "Jika ia mengatakan itu, maka sungguh ia telah (berkata) jujur." Mereka berkata: "Apakah engkau membenarkannya bahwasanya dia pergi malam tadi ke Baitul Maqdis dan sudah pulang sebelum subuh?" Dia menjawab: "Ya, sungguh aku membenarkannya (bahkan) yang lebih jauh dari itu. Aku membenarkannya terhadap berita langit (yang datang) di waktu pagi maupun sore." Maka karena hal itulah, Abu Bakar diberi nama ash-Shiddiq (orang yang membenarkan). HR al-Hakim dari Aisyah radhiyallahu anha. Shahih lighairih menurut  dalam ash-Shahihah (I: 306)

Sikap yang ditunjukkan oleh abu baker As-Shidiq adalah sifat seorang kader dakwah sejati yang begitu tsiqohnya terhadap Rasululloh sebagai Qiyadah Dakwah ( pimpinan dakwah ) tak terpendam  dalam hatinya Amrodutsstiqoh (Krisis kepercayaan) karena Rasululloh adalah seorang qiyadah yang memiliki sifat Shidiq,Amanah,Tabligh,dan Fathonah.

Wallohu a’lam

Monday, June 27, 2011

[15] Kata Motivasi


#Org HEBAT tidak dihasilkan melalui kemudahan, kesenangan dan ketenangan...

Mereka dibentuk mlalui kesulitan, rintangan, airmata..

Ketika engkau mengalami sesuatu yang sangat berat & merasa dtinggalkan sendiri dalam hidup ini, angkatlah kepalamu ke atas, tataplah masa depanmu & ketahuilah ALLAH sedang mempersiapkanmu untuk jadi orang yang LUAR BIASA

Selamat berjuang, selamat menyongsong hari, YAKINlah bahwa hari ini kau akan menjadi Bagian dari orang2 yg LUAR BIASA itu.


##Teruslah bergerak,hingga KELELAHAN itu LELAH mengikutimu.Teruslah berlari,hingga KEBOSANAN itu BOSAN mengejarmu.Teruslah berjalan,hingga KELETIHAN itu LETIH bersamamu.Teruslah bertahan,hingga KEFUTURAN itu FUTUR menyertaimu.Tetaplah berjaga,hingga KELESUAN itu LESU menemanimu. (Ust.Rahmat Abdullah)

[14] Arti Sebuah Ketulusan

Daun yang jatuh tak pernah membenci angin
Bahwa hidup harus menerima
penerimaan yang indah
Bahwa hidup harus pengertian
pengertian yang benar
Bahwa hidup harus memahami
pemahaman yang tulus


Tak peduli lewat apa penerimaan, pengertian, pemahaman itu datang
Tak masalah meski lewat kejadian yang sedih dan menyakitkan
Biarkan dia jatuh sebagaimana mestinya
Biarkan angin merengkuhnya, membawa pergi entah kemana
Dan kami akan mengerti
kami akan memahami
...
dan kami akan menerima

by: Tere Liye

_terimakasih saudariku_

Sunday, June 26, 2011

[13] ABU UBAIDAH BIN JARRAH


Abu Ubaidah bin al-Jarrah ra lahir di Mekah, di sebuah rumah keluarga suku Quraisy terhormat. Nama lengkapnya adalah Amir bin Abdullah bin Jarrah yang dijuluki dengan nama Abu Ubaidah. Abu Ubaidah adalah seorang yang berperawakan tinggi, kurus, berwibawa, bermuka ceria, rendah diri dan sangat pemalu.
Abu Ubaidah termasuk orang yang masuk Islam dari sejak awal, beliau memeluk Islam selang sehari setelah Saidina Abu Bakar as-Shiddiq ra memeluk Islam. sabda Nabi SAW: “Sesungguhnya setiap umat mempunyai orang kepercayaan, dan kepercayaan umat ini adalah Abu Ubaidah bin al-Jarrah.”
Kehidupan beliau tidak jauh berbeda dengan kebanyakan sahabat lainnya, diisi dengan pengorbanan dan perjuangan menegakkan Islam. Hal itu tampak ketika beliau harus hijrah ke Ethiopia pada gelombang kedua demi menyelamatkan aqidahnya. Namun kemudian beliau balik kembali untuk menyertai perjuangan Rasulullah SAW.
Abu Ubaidah sempat mengikuti semua peperangan bersama Rasulullah SAW. Beliaulah yang membunuh ayahnya yang berada di pasukan musyrikin dalam perang Uhud, sehingga ayat Al-Quran turun mengenai beliau seperti yang tertera dalam surah Al Mujadilah ayat 22, artinya:
Engkau tidak menemukan kaum yang beriman kepada Allah dan hari kiamat yang mengasihi orang-orang yang menentang Allah SWT dan Rasulullah, walaupun orang tersebut ayah kandung, anak, saudara atau keluarganya sendiri. Allah telah mematri keimanan di dalam hati mereka dan mereka dibekali pula dengan semangat. Allah akan memasukkan mereka ke dalam syurga yang di dalamnya mengalir sungai-sungai, mereka akan kekal di dalamnya. Akan menyenangi mereka, di pihak lain mereka pun senang dengan Allah. Mereka itulah perajurit Allah, ketahuilah bahwa perajurit Allah pasti akan berjaya.
Masih dalam perang Uhud, ketika pasukan muslimin kucar kacir dan banyak yang lari meninggalkan pertempuran, justeru Abu Ubaidah berlari untuk mendapati Nabinya tanpa takut sedikit pun terhadap banyaknya lawan dan rintangan. Demi didapati pipi Nabi terluka, iaitu terhujamnya dua rantai besi penutup kepala beliau, segera ia berusaha untuk mencabut rantai tersebut dari pipi Nabi SAW.
Abu Ubaidah mulai mencabut rantai tersebut dengan gigitan giginya. Rantai itu pun akhirnya terlepas dari pipi Rasulullah SAW. Namun bersamaan dengan itu pula gigi seri Abu Ubaidah ikut terlepas dari tempatnya. Abu Ubaidah tidak jera. Diulanginya sekali lagi untuk mengigit rantai besi satunya yang masih menancap dipipi Rasulullah SAW hingga terlepas. Dan kali ini pun harus juga diikuti dengan lepasnya gigi Abu Ubaidah sehingga dua gigi seri sahabat ini ompong karenanya. Sungguh, satu keberanian dan pengorbanan yang tak terperikan.
Rasulullah SAW memberinya gelaran “Gagah dan Jujur”. Suatu ketika datang sebuah delegasi dari kaum Kristen menemui Rasulullah SAW. Mereka mengatakan, “Ya Abul Qassim! Kirimkanlah bersama kami seorang sahabatmu yang engkau percayai untuk menyelesaikan perkara kebendaan yang sedang kami pertengkarkan, karena kaum muslimin di pandangan kami adalah orang yang disenangi.” Rasulullah SAW bersabda kepada mereka, “Datanglah ke sini nanti sore, saya akan kirimkan bersama kamu seorang yang gagah dan jujur.”
Dalam kaitan ini, Saidina Umar bin Al-Khattab ra mengatakan, “Saya berangkat mahu shalat Zuhur agak cepat, sama sekali bukan karena ingin ditunjuk sebagai delegasi, tetapi karena memang saya senang pergi shalat cepat-cepat. Setelah Rasulullah selesai mengimami salat Zuhur bersama kami, beliau melihat ke kiri dan ke kanan. Saya sengaja meninggikan kepala saya agar beliau melihat saya, namun beliau masih terus membalik-balik pandangannya kepada kami. Akhirnya beliau melihat Abu Ubaidah bin Jarrah, lalu beliau memanggilnya sambil bersabda, ‘Pergilah bersama mereka, selesaikanlah kasus yang menjadi perselisihan di antara mereka dengan adil.’ Lalu Abu Ubaidah pun berangkat bersama mereka.”
Sepeninggalan Rasulullah SAW, Umar bin Al-Khattab ra mengatakan kepada Abu Ubaidah bin al-Jarrah di hari Saqifah, “Ulurkan tanganmu! Agar saya baiat kamu, karena saya mendengar Rasulullah SAW bersabda, ‘Sungguh dalam setiap kaum terdapat orang yang jujur. Orang yang jujur di kalangan umatku adalah Abu Ubaidah.’ Lalu Abu Ubaidah menjawab, Saya tidak mungkin berani mendahului orang yang dipercayai oleh Rasulullah SAW menjadi imam kita di waktu shalat (Saidina Abu Bakar as-Shiddiq ra), oleh sebab itu kita seyogyanya membuatnya jadi imam sepeninggalan Rasulullah SAW.
Sisi lain dari kehebatan sahabat yang satu ini adalah kezuhudannya. Ketika kekuasaan Islam telah meluas dan kekhalifahan dipimpin oleh Saidina Umar ra, Abu Ubaidah menjadi pemimpin di daerah Syria. Saat Umar mengadakan kunjungan dan singgah di rumahnya, tak terlihat sesuatu pun oleh Umar ra kecuali pedang, perisai dan pelana tunggangannya. Umar pun lantas berujar, “Wahai sahabatku, mengapa engkau tidak mengambil sesuatu sebagaimana orang lain mengambilnya?”
Beliau menjawab, “Wahai Amirul Mukminin, ini saja sudah cukup menyenangkan.”
Abu Ubaidah bin al-Jarrah ra ikut serta dalam semua peperangan Islam, bahkan selalu mempunyai andil besar dalam setiap peperangan tersebut. Beliau berangkat membawa pasukan menuju negeri Syam, dengan izin Allah beliau berhasil menaklukan semua negeri tersebut.
Ketika wabah penyakit Taun merajalela di negari Syam, Khalifah Umar bin Al-Khattab ra mengirim surat untuk memanggil kembali Abu Ubaidah. Namun Abu Ubaidah menyatakan keberatannya sesuai dengan isi surat yang dikirimkannya kepada khalifah yang berbunyi,
“Hai Amirul Mukminin! Sebenarnya saya tahu, kalau kamu memerlukan saya, akan tetapi seperti kamu ketahui saya sedang berada di tengah-tengah tentera Muslimin. Saya tidak ingin menyelamatkan diri sendiri dari musibah yang menimpa mereka dan saya tidak ingin berpisah dari mereka sampai Allah sendiri menetapkan keputusannya terhadap saya dan mereka. Oleh sebab itu, sesampainya surat saya ini, tolonglah saya dibebaskan dari rencana baginda dan izinkanlah saya tinggal di sini.”
Setelah Umar ra membaca surat itu, beliau menangis, sehingga para hadirin bertanya, “Apakah Abu Ubaidah sudah meninggal?” Umar menjawabnya, “Belum, akan tetapi kematiannya sudah di ambang pintu.”
Sepeninggal Abu Ubaidah ra, Saidina Muaz bin Jabal ra berpidato di hadapan kaum Muslimin yang berbunyi, “Hai sekalian kaum Muslimin! Kalian sudah dikejutkan dengan berita kematian seorang pahlawan, yang demi Allah saya tidak menemukan ada orang yang lebih baik hatinya, lebih jauh pandangannya, lebih suka terhadap hari kemudian dan sangat senang memberi nasihat kepada semua orang dari beliau. Oleh sebab itu kasihanilah beliau, semoga kamu akan dikasihani Allah.”
Menjelang kematian Abu Ubaidah ra, beliau memesankan kepada tentaranya, “Saya pesankan kepada kalian sebuah pesan. Jika kalian terima, kalian akan baik, ‘Dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat, puasalah di bulan Ramadhan, berdermalah, tunaikanlah ibadah haji dan umrah, saling nasihat menasihatilah kalian, sampaikanlah nasihat kepada pimpinan kalian, jangan suka menipunya, janganlah kalian terpesona dengan keduniaan, karena betapa pun seorang melakukan seribu upaya, beliau pasti akan menemukan kematiannya seperti saya ini. Sungguh Allah telah menetapkan kematian untuk setiap pribadi manusia, oleh sebab itu semua mereka pasti akan mati. Orang yang paling beruntung adalah orang yang paling taat kepada Allah dan paling banyak bekalnya untuk akhirat. Assalamualaikum warahmatullah.”
Kemudian beliau melihat kepada Muaz bin Jabal ra dan mengatakan, “Ya Muaz! Imamilah shalat mereka.” Setelah itu, Abu Ubaidah ra pun menghembuskan nafasnya yang terakhir.

[12] Pesan Rasulullah di Bulan Ramadhan

  • Wahai manusia! Siapa yang membaguskan akhlaknya di bulan ini ia akan berhasil melewati sirothol mustaqim pada hari ketika kaki-kaki tergelincir. 
  • Siapa yang meringankan pekerjaan orang-orang yang dimiliki tangan kanannya (pegawai atau pembantu) di bulan ini, Allah akan meringankan pemeriksaan-Nya di hari kiamat.  
  • Barangsiapa menahan kejelekannya di bulan ini, Allah akan menahan murka-Nya pada hari ia berjumpa dengan-Nya. 
  • Barang siapa memuliakan anak yatim di bulan ini, Allah akan memuliakanya pada hari ia berjumpa dengan-Nya  
  • Barang siapa menyambungkan tali persaudaraan (silaturahmi) di bulan ini, Allah akan menghubungkan dia dengan rahmat-Nya pada hari ia berjumpa dengan-Nya
  • Barang siapa memutuskan kekeluargaan di bulan ini, Allah akan memutuskan rahmat-Nya pada hari ia berjumpa dengan-Nya.
  • Barangsiapa melakukan shalat sunat di bulan ini, Allah akan menuliskan baginya kebebasan dari api neraka.
  • Barangsiapa melakukan shalat fardu baginya ganjaran seperti melakukan 70 shalat fardu di bulan lain.  
  • Barangsiapa memperbanyak shalawat kepadaku di bulan ini, Allah akan memberatkan timbangannya pada hari ketika timbangan meringan.
  • Barangsiapa di bulan ini membaca satu ayat Al-Quran, ganjarannya sama seperti mengkhatam Al-Quran pada bulan-bulan yang lain. 
  • Sesungguhnya pintu-pintu surga dibukakan bagimu, maka mintalah kepada Tuhanmu agar tidak pernah menutupkannya bagimu. Pintu-pintu neraka tertutup, maka mohonlah kepada Rabbmu untuk tidak akan pernah dibukakan bagimu. Setan-setan terbelenggu, maka mintalah agar ia tak lagi pernah menguasaimu.  
  • Sesungguhnya kamu akan dinaungi oleh bulan yang senantiasa besar lagi penuh keberkahan, yaitu bulan yang di dalamnya ada suatu malam yang lebih baik dari seribu bulan; bulan yang Allah telah menjadikan puasanya suatu fardhu, dan qiyam di malam harinya suatu tathawwu’.”  
  • “Barangsiapa mendekatkan diri kepada Allah dengan suatu pekerjaan kebajikan di dalamnya, samalah dia dengan orang yang menunaikan suatu fardhu di dalam bulan yang lain.”    

Saturday, June 25, 2011

[11] Perlunya Saling Memahami

Inspired by : bla bla bla
Dalam setiap interaksi kita dengan orang lain, tak jarang terdapat perbedaan pendapat, ide, kepentingan, dsb, yang kesemuanya itu menurutku adalah sebuah fitrah. Tentu saja, karena isi kepala tiap orang berbeda-beda. 


Seorang anak yang baru lulus SMA misalnya, seringkali berbeda pendapat dengan orang tua mereka tentang kemana harus melanjutkan studi. Orang tua punya pilihan/keinginan, anak punya minat. Kalau keinginan dan minat ini bisa klop tidak masalah. Yang jadi masalah adalah ketika keduanya tidak bisa mencapai titik temu. Solusinya?? Perlu adanya saling memahami antara kedua belah pihak (anak dan orang tua), perlu adanya diskusi terbuka yang memungkinkan tercapainya win-win solution. 


Juga dalam membina suatu hubungan (rumah tangga), sikap saling memahami sepertinya mutlak diperlukan agar tidak ada yang merasa terdzolimi. Intinya adalah.... komunikasi (mari ngeteh, mari bicara...hehe ngiklan. Maaf, untuk yg ini saya belum berpengalaman, blm ngrasaen gmn berumah tangga^^). OK,,kapan2 lagi deh dilanjutkan. Ada yang harus dikerjakan:)

Thursday, June 23, 2011

[10] Optimis Itu Penting

Optimis, sebuah kata yang menyimpan kekuatan luar biasa, yang mampu mendorong kita  untuk bisa bertahan dalam keadaan sulit.
Jika kita merenungkan Al Quran, kita akan menemukan ratusan ayat yang memberikan kekuatan dan energi keoptimisan kepada manusia. Misalnya, Allah SWT berfirman, "Janganlah kamu bersikap lemah, dan janganlah kamu bersedih hati, padahal kamulah orang-orang yang paling tinggi (derajatnya), jika kamu orang-orang yang beriman." (QS Ali Imran:139)

And then,,apa sajakah manfaat optimisme-menurut berbagai penelitian? Let's check it out:
  • Optimisme dapat meningkatkan sistem kekebalan tubuh  untuk melawan penyakit.
  • Optimisme dapat memberikan kemampuan kepada seseorang untuk menhadapi kondisi-kondisi sulit dan mengambil keputusan tepat.
  • optimisme dapat membuat orang mencintaimu, karena manusia secara alami cenderung suka pada orang yang optimis dan tidak suka pada orang yang pesimis.
  • Optimisme menjadikan anda lebih fleksibel ketika berhubungan dengan masyarakat dan lebih mampu menyesuaikan diri dengan orang di sekitar anda.
  • Optimisme dapat memberi anda kebahagiaan.
  • Optimisme menyamankan kerja otak. Jika anda duduk dan berpikir selama sepuluh jam dengan penuh perasaan optimis, mak energi yang dikeluarkan otak anda jauh lebih kecil daripada ketika anda duduk selama lima menit dengan persaan pesimis.
  • Optimisme sebagian dari iman. seorang mukmin senang dengan rahmat Rabbnya. Jika ia tidak mengerjakan haal itu dan berputus asa maka imannya akan berkurang. Kita ambil contoh Nabi Ya'qub; anaknya, Yusuf, telah dimakan serigala sebagaimana dikatakan oleh saudara-saudaranya. Anaknya yang kedua dituduh mencuri dan dipenjara sebagaimana dikatakan saudara-saudaranya. Namun, walaupun sudah bertahun-tahun berlalu, ia tidak hilang harapan akan rahmat Allah SWT. Bagaimana reaksinya dan apa yang diperintahkan kepada anak-anaknya? "Hai anak-anakku, pergilah kamu, maka carilah berita tentang Yusuf dan saudaranya dan janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya tiada berputus asa dari rahmat Allah, melainkan kaum yang kafir."(QS Yusuf :87)
_disarikan dari sebagian kecil isi buku Qur'anic NLP, Metode Qur'ani Lejitkan Potensi

Wednesday, June 22, 2011

Sunday, June 19, 2011

[8] Ibu, aku ingin kau bahagia

Mengenang perjuangan seorang ibu pasti tak akan ada habisnya. Aku tak akan sanggup membalas segala yang telah engkau lakukan, tapi semoga setidaknya kelak aku bisa membuatmu tersenyum...

[7] Goresan yang [mungkin] Tak Bermakna

######DIAM######

Aku takkan lagi bertanya
Aku takkan lagi meminta
dan Aku takkan lagi bercerita

Karena tanyaku mungkin hanya retorika buatmu
karena pintaku mungkin bukan harapmu
dan karena ceritaku mungkin tak seindah inginmu

Diam
hanya itu yang bisa kulakukan

_nh_